Kamis, 03 September 2015

Pasuruan, The Lovely City

Whatsup guys, welcome to my blog
Kali ini aku akan membahas tentang kota kelahran ku, tapi berhubung aku gak terlalu tau tentang kotaku, maklum anak mama :D
So here we go guys



Sejarah Pasuruan


Pasuruan Raya bisa dibilang sebagai mempunyai lingkungan fisis-alamiah yang beragam. Antara suatu sub-area dengan sub-area lain boleh jadi berkarakter ekologis yang berbeda, dan karenanya aktifitas sosial-budaya yang berlangsung di atasnya juga berlainan. Pada sub-area di sisi utara Pasuruan terbentang Laut Jawa, tepatnya perairan laut antara ujung timr Jawa Timur dan Pulau Madura. Sementa-ra di sisi timur bertengger Gunung Tengger dan di sisi barat-laut menjulang tiga gunung yang bersebelahan, yaitu Gunung Arjuno beserta anaknya “bukit Ringgit, Welirang (Ardi Kumukus) dan Gunung Penanggungan (Ardi Pawitra).

Dataran bisa dikatakan berada antara Pantura Jawa dan gunung-gunung tersebut, yang pada kini cenderung dijadikan pemusatan (aglomerasi) bagi permukiman sekaligus se-bagi tempat bagi berlangsungnya aneka kegiatan hidup manusia. Namun di masa lalu, tepatnya pada Masa Hindu-Buddha, justru pada lereng gunung-gunung yang diyakini sebagai gunung suci (holy mountain) ini aktivitas sosial-budaya diselenggarakan. Bahkan, suatu tempat di lereng utara Gunung Penanggungan, yaitu pada situs Jedong, pernah dijadikan salah satu ibukota Kerajaan Mataran semasa peme-rintahan raja Airlangga, dengan nama ibukota Wotanmas – kini berubah menjadi nama Dukuh Watanmas Jedong.

Kawasan Pantura Jawa di wilayah Pasuruan adalah lokasi penting. Bukan saja karena di lokasi ini orang dapat mengusahakan pencaharian kenelayanan, tapi juga beberapa tempat di Pantura Jawa pada wilayah Pasuruan dapat dikembankan menjadi pekabuhan laut. Pada masa lalu, Pasuruan memiliki dua pelabuhan, yang acap disebut dengan “Pasuruan I dan Pasuruan II”. Pelabuhan Pasuruan I di muara Sungai Porong yang dulu berlokasi di antara Bangil – Rembang bahkan menjadi pelabuhan penting. Dari pelabuhan inil Raden Wijaya menyeberang ke Songhenep di Madura Wetan untuk meminta perlindungan kepada Aryya Wiraja, Keberadaan pelabuhan ini juga menjadi faktor penyebab bagi tumbuh berkembangnya Bangil sebagai kota dagang yang dimotori oleh komunitas Arab dan Cina Muslim.

Geostrategis Pasuruan

Pasuruan sebagai suatu wilayah geografis tak cukup sekedar dilihat dalam lingkup internal, yaitu dalam batas-batasnya sebagai kabupaten tersendiri, namun perlu pula diamati dalam relasinya dengan daetaah-daerah lain, khususnya daerah tetangganya. Dengan analisis reliasional ini, akan tergambar bagimana posisi sua-tu darah dalam bentang geografis yang lebih luas, dan seterusnya gambaran posisi rah yang geografisnya itu bisa dipergunakan untuk melakukan analisis mengenai peran dan latar perkembangannya. Tidak sedikit bahwa suatu daerah yang lantaran geostrategisnya memainkan peran penting disuatu ka wasan dan lantaran itu pula daerah tersebut mengalami proses perkembangan relatif pesat. Kendati demikian, geostrategis bukan satu-satu faktor atau faktor paling utama yang menjadi penentu bagi peran dan perkembangan daerahnya.

Bentang luas wilayah Kabupaten Pasuruan menjadikan daerah ini mempunyai: (a) sub-areal bahari di Pantura Jawa, (b) sub-sub areal bergunung-gunung di lereng dan lembahTengger, Arjuna-Ringgit, Welirang dan Penanggungan, dan (3) sub-areal dataran di antara keduanya, Kabupaten Pasuruan dengan demikian memiliki sub-sub areal geografis yang beragam. Antara satu dengan lainnya terjalin oleh jaringan jalan, baik jalan darat ataupun jalan air. Bahkan, sejumlah dalam wilayah Kabupenten Pasuruan merupakan jalan antar daerah (kota/kabupaten) serta antar propinsi. Jalan air, khususnya jalur laut pada “jalur simpang Selat Madura” membuka hubungannya dengan kawasan di Pulau Madura dan pulau-pulai lain di Nusantara
.
Pasuruan Masa Awal dan Perkembangan Islam

Selain nama “Pasuruan” yang beberapa kali disebut dalam Nagarakretaga-ma, ada nama lain yang dilokasikan di wilayah Pasuruan yang diberitakan dalam sumber data tekstual pada Masa Awal Perkembangan Islam, yaitu nama “Gamda”. Nama ini beberapa kali diberitakan oleh Tome Pires dalam “Suma Oriental”. Pada dasawarsa pertama abad ke-16 yang menjadi raja di Gamda adalah putra “Guste Pate”– mahapatih kerajaan besar “kafir” (Majaphait). Ia adalah menantu dari “Pa-te Pijntor”, yaitu raja “kafir” yang berkuasa di Blambngan, dan sekaligus menantu raja Madura. Dengan demikian, secara ganeologis penguasa Pasuruan masih ber-kerabat (putra) dari penguasa Majapahit, yaitu Guste Pate – bisa diidentifikasi dengan Penguasa pada “kantong kekuasaan Hindu” Sengguruh di Malanag Sela-tan. Menutut informasi Pires, kala itu Sengguruh termasuk dalam wilayah Gamda.


Selain itu terdapat jalinan kekerabatan antara Pasuruan dengan Blambangan serta Pasuruan dengan Madura lewat perkawianan poltik. Secara politis kala itu kedu-dukan Pasuruan [sebagai daerah kekuasaan Hindu] terbilang masih kuat, meski di daerah pesisiran lainnya pada Pantura Jawa telah tumbuh Kasultanan Islam, yakni Demak dan kemudian Giri. Para penguasa ‘kafir” di pedalaman Jawa Tumur, ter-masuk juga Gamda, bersemangat untuk menentang pasukan-pasukan Islam yang mendesak masuk ke wilayah Jawa Timur.

Pires menyebut penguasa Gamda (Pasuruan) dengan nama “Pate Sepetat”. Nama “Sepetat” adalah pengucapan dalam lidah orang Portugis untuk tokoh yang dalam ‘Babad Pasuruan” dinamai “Menak Sepetak, atau Menak Supetak” sebagai pendiri Kota Pasuruan. Dalam legenda lokal ini Sepetak dikisahkan sebagai ber-ayah seekor anjing. Metafora ini serupa dengan legenda totemis Sangkuriang. Ada kemukinan pengkisahan bahwa ayah Sepetak sebagai seekor “anjing” adalah pen-citraan bernada merendahkan, yang ibaratkan orang “kafir” sebagai anjing, hewan yang najis. Penyebutan gelar “menak” bagi pengusa di Pasuruan itu memberi pe-tunjuk bahwa legenda ini berasal dari pasca Masa Hindu-Buddha.

Dalam catatan Pires, jabatan yang disandang oleh Sepetat adalah “Pate”, berasal dari kata “patih” ataupun “mahapati[h]”, atau bisa jadi dari kata “pati”. Sedangkan jabatan mentua-nya, pengusa di Blambangan, adalah “Pijntor”, suatu transelir Potugis dari istilah Jawa Kuna “Bhatara”. Informasi “Suma Oriental” ini memberi gambaran bahwa hingga permulaan tahun 1500-an pengaruh Hindu-Buddha di Pasuruan masih cu-kup kuat, lantaran pemegang tampuk kekuasaan di sini adalah keturunan penguasa Majaphit dan sekaligus menanti penguasa Blambangan da Madura. Atas bantuan mertuanya, Pate Sepetat memerangi raja Surabaya dan menghalang-halangi proses penyebaran Islam di Jawa Timur dan ujung timur Jawa.

Pengaruh budaya-politik Demak atas Pasuruan baru berlangsung pada ta-hun 1535, empat tahun setelah penaklukan atas Surabaya. Sedangkan penaklukan terhadap Sengguruh baru bisa direalisasikan 10 tahun pasca penaklukan Pasuruan. Kendati penguasa di Pasuruan berhasil dikalahkan oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Sulytan Tenggono, namun bukan berarti bahwa dengan serta merta pada waktu itu seluruh warga Pasuruan berhasil diIslamkan.

Ketika Sultan Tenggono berhasil menaklukkan Pasuruan dalam rengka ekspansi Demak ke wilayah Jawa Timur untuk menundukkan para pemngasa daerah yang masih “kafir”. Islamisasi Demak ke Jawa Timur berlangsung bersamaan dengan ekspansi politik kasultanan Islam perdana di Jawa ini.

***


Mesti diakui bahwa tulisan ini bukanlah rekonstruksi lengkap dan penulisan sejarah (historiografi) final tentang “Sejarah Daerah Pasuruan”. Namun, lebih te-pat untuk dinyatakan sebagai rintisan awal ke arah penulisan Sejarah Daerah yang lebih komprehensif. Oleh karena itu, ke depan perlu diusahakan historiografi bagi Sejarah Daerah Pasuruan, dengan terlebih dulu melakukan riset hsitoris, arkeolo-gis dan etnografis secara seksama dan menyeluruh, dalam rangka eksplorasi dan penghimpunan data bagi upaya lanjut berupa penulisan Sejarah Daerah Pasuruan.

Hasil kegiatan ini diharapkan kontributif bagi masyarakat dan pemerintah Pasuruan Raya. Setidaknya sebagai reverensi untuk lebih mengenal, memahami, dan lebih jauh untuk menarik teladan-teladan bijak dari aktifitas para pendahulu. Realitas multi-sosial dan multi-klitural Pasuruan, yang antara lain tercipta oleh di-namika sejarahnya, hanya mampu dijelaskan dengan telaah berperspektif historis. Telaah yang demikian, pada sisi lain bermanfaat untuk membuka kesadaran selu-ruh warga bahwa harmoni kehidupan di wilayah ini hanya dapat diwujudkan bila warga Pasuruan tahu, faham dan sadar bahwa masyarakat dan budayanya adalah plural, dimana masing-masing pemangku tradisi lokal dan tradisi etnis amat boleh jadi memiliki marakter yang berlainan. Kerukunan sosial sebagai prasyarat bagi harmnonisasi sosial sangat tergantung pada kesediaan warga untuk menerima rea-litas kemajemukan tersebut. Oleh karena itu toleransi, adaptasi dan interaksi atas dasar kesetaraan sosio-kultural menjadi “kata kunci” bagi harmoni sosial di dae-rah Pasuruan. Sebaliknya, pemaksaan kehendak pihak mayoritas terhadap pihak minoritas bukan saja tidak realistis, namun sekaligus mencederai rasa kemanusian terhadap masyarakat majemuk semisal di Pasuruan.

Sebagi pamungkas kalam, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para peserta Sekolah Demokrasi (SD) di Pasuruan, yang pada tahun ini (2012) adalah tahun ke-1. Sebagai aktor sosial dan sekaligus aktor budaya yang aktif dan berpengaruh, para peserta SD diharapkan mampu mengemban fungsi sosio-kultural yang dilan-dasi oleh pemahaman akan dinamika sejarah daerahnya, yang melahirkan realitas sosial dan budaya yang beragam. Mohon maaf atas kesalahan dan kekuarangan di dalam tulisan ini, sebab sebagai materi ajar untuk pembelajaran SD tahun ke-1 ke-kurangsempurnaan tentunya mewarnai tulisan ini. Saran dan masukan para paserta SD terhadap tulisan ini adalah kontribusi berharga bagi penyempurnaan tulisan ini untuk materi ajar SD pada tahun-tahun berukutnya. Selamat bersekolah dan semo-ga menjadi insan bijak dalam kiprah sosial-budaya di Pasuruan.

Dikutip dari tulisan Drs. M. Dwi Cahyono, M.Hum (Univ. Negeri Malang) dalam makalah yang dipresentasikan di Program Sekolah Demokrasi Pasuruan 2012

Sumber http://www.infopasuruan.com/kabupaten-pasuruan/sejarah-pasuruan




Next kita bahas tentang Budaya, Makanan, dan ciri khas dari Pasuruan yang wajib kalian tau guys..


Budaya Kota Pasuruan


Sebagai sebuah kota yang dikenal dengan sebutan Kota Santri, seni budaya di Kota Pasuruan banyak diwanai oleh cirri khas budaya Islami. Daerah yang terbentang di hamparan pesisir ini memiliki keanekaragaman kesenian daerah yang atraktif dan komunikatif dengan tata cara kehidupan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan dan nelayan. Selain kegiatan seni modern, beberapa seni tradisional tetap dipertahankan hingga saat ini.


Sebagai wujud eksistensi para seniman di Kota Pasuruan membentuk Dewan Kesenian Pasuruan ( DKP ) yang merupakan wadah pemersatu sekaligus pembinaan dan pengembangan kreatifitas seni dan budaya. Berdirinya DKP diharapkan dapat lebih meningkatkan apresiasi seni dan budaya di Kota Pasuruan.


1. Terbang Bandung


Tari terbang Bandung adalah drama tari tradisional khas rakyat Pasuruan yang merupakan perkembangan dari seni hadrah. Terbang Bandung dimainkan oleh dua atau lebih group ‘ Terbang ‘. Drama tari Terbang Bandung ini merupakan perbandingan permainan instrument, kecakapan menari dan kemegahan tata busana antara dua group terbang yang sedang bertanding. Lama-kelamaan permainan ini berkembang kea rah lain bercampur dengan unsur magis menjadi permainan adu kekuatan ( sihir ).





Tari Terbang Bandung yang ada saat ini merupakan hasil modifikasi dalam bentuk tarian lepas yang telah ditingkatkan nilai artistiknya namun masih tetap mempertahankan karakteristik aslinya. ‘ Terbang Gandrung ‘ yang semua pemainnya wanita, merupakan tari kreasi baru yang beaker dari Tari Terbang Bandung.


2. Seni Hadrah Al Banjari


Seni Hadrah Al Banjari merupakan suatu seni yang bernafaskan Islam. Disebut Al Banjari kaena alat terbang serta aturan memukul terbangnya berasal dari Banjarmasin. Meskipun berasal dari luar daerah, kesenian ini sudah memasyarakat di Kota Pasuruan.





Keistimewaan Hadrah Al Banjari terletak pada suaranya yang bertalu-talu ditambah suara bas, jika dicermati mirip musik samba dari Brasil. Hadrah Al Banjari ini sering dimainkan untuk memeriahkan acara sunatan, pernikahan dan pada peringatan hari-hari besar umat Islam seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.


3. Tari Merak Abyor


Tari Merak Abyor ini merupakan tari-tarian khas Pasuruan dan pernah ditampilkan pada acara PON tahun 2000 di Sidoarjo, juga pernah meraih sepuluh penyaji terbaik Festival Karya tari Merak pada Gelar Seni Budaya dan Pariwisata Jawa Timur tahun 1998/1999



.
Tari merak abyor ini merupakan kreasi Sanggar Tari Dharma Budaya Pasuruan yang diilhami oleh tari merak yang ada.


4. Tari Kencring Wirasari


Sebuah tari rakyat garapan Sanggar Tari Dharma Budaya Pasuruan yang mengungkapkan gerak gemulai prajurit putrid yang sedang melepaskan lelah sambil menari.





Tarian ini melambangkan semaraknya gerak dan gemerincingnya gongseng sebagai penggugah semangat prajurit dengan sepak terjang yang lincah, enerjik dan menarik. Tari Kencring Wirasari ini dijiwai oleh semangat Suropati Wiranegara yang merupakan symbol perjuangan masyarakat Kota Pasuruan.


5. Kotekan Lesung / Tabuh Lesung


Tabuh lesung merupakan suatu bentuk kesenian yang unik dan menarik. Merupakan tradisi masyarakat pedesaan yang selalu dimainkan pada saat para petani panen padi. Dengan menggunakan lesung berukuran panjang +- 3 m , ditabuh oleh 6 orang atau lebih menghasilkan bunyi-bunyian yang indah untuk dinikmati.





Selain sebagai hiburan pada saat menumbuk padi, pada masa perjuangan Kotekan Lesung ini dimanfaatkan sebagai isyarat rahasia untuk membantu para pejuang saat pasukan Belanda tiba. Para penabuh biasanya memainkan lagu-lagu tertentu seperti Londo Teko dan Rok-rok Asem.


6. Reyog


Kemajuan penduduk Kota Pasuruan yang sebagian adalah pendatang dari daerah lain ikut mewarnai keanekaragaman seni budaya di kota ini, Reyog adalah salah satu di antaranya. Sebagai seni tradisional, kesenian Reyog sarat dengan nilai-nilai falsafah kehidupan. Penyajian dan penampilan Reyog yang atraktif dilapisi dengan unsure magis yang vulgar merupakan perpaduan antara bathiniah dan lahiriah secara serasi sebagaimana yang tetap hidup dikalangan masyarakat, sehingga kesenian ini dengan mudah diterima oleh masyarakat Kota Pasuruan.

Kesenian Reyog telah menjadi salah satu bentuk kesenian yang berkembang, selain nilai rekreatif di dalamnya juga terkandung nilai-nilai religius dan edukatif. Gerakan-gerakan tari yang lincah dan penuh herois, diringi instrument gamelan Jawa yang dinamis, serta dihiasi busana indah dan topeng-topeng unik yang digunakan oleh para penari, menjadikan kesenian ini sebagai tontonan yang menarik. Pada saat ini di Kota Pasuruan tedapat beberapa group reyog yang dipagelarkan untuk menghibur masyarakat pada acara-acara tertentu.


7. Pencak Silat Kuntu


Pencak Silat Kuntu merupakan seni bela diri yan sudah cukup tua usianya. Padepokan Pencak Silat Kuntu yang berada di Pedukuhan Mancilan sudah ada sejak jaman Belanda. Pencak silat Kuntu teus berkembang dan telah menghasilkan banyak pendekar.





Pendekar Kuntu tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga berusaha mengisi tubuhnya dengan kekuatan kanuragan sehingga memiliki kekebalan tertentu. Selain untuk pertahanan diri, gerakan-gerakan dalam pencak silat ini cukup indah dan mengandung nilai seni.


http://myquran.org/forum/index.php?topic=17702.0




BIPANG JANGKAR


Inilah produk pertama Bipang jangkar . Dari kiri ke kanan : Bipang Djangkar Biru (DB), Djangkar Hijau(DH), dan Djangkar Merah(DM). Bipang DB dan DH merupakan bipang rasa vanila. Inilah “original flavour” dari bipang. Kemudian rasa vanila dicoba dikombinasikan dengan susu, sehingga terciptalah Bipang DM. Kemasan kertas ini masih kami pertahankan sampai sekarang untuk menjaga keaslian citarasa Bipang.




bipang tutty fruity

Sumber : http://agusmawar.student.umm.ac.id/2010/08/26/masakan-pasuruan/


Kupang Keraton Pasuruan






Kali ini saya ingin mencoba kuliner referensi dari kakak saya. Kupang Keraton Pasuruan namanya. Tempatnya ada di jl. dr. Cipto kios no 12. Atau ancer-ancer lebih mudahnya cari saja kedai di depan Hollanda Bakery.


Sebelumnya mungkin beberapa dari anda belum tahu apa itu Kupang Lontong. Kupang adalah hewan yang hidup hanya dilaut, warna tubuhnya coklat agak pucat. Kalau dalam kondisi sudah dimasak maka pada bagian kepalanya berwarna hitam.


Di Jawa Timur penangkapan kupang ini bisa ditemui di daerah pesisir utara antara lain di pantai Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan. Kupang yang diolah menjadi sebuah makanan yang khas yang hanya bisa ditemui di sekitar daerah penangkapannya.


Sumber : http://alformer259.wordpress.com/2009/04/03/kupang-keraton-pasuruan-hj-qomariah/



Laba Rawon Nguling




Rawon adalah masakan khas Jawa Timur yang bumbu utamanya adalah kluwek. Dalam bahasa Betawi, kluwek disebut pucung. Rawon disajikan dengan sambal cabe, irisan bawang, serta tauge. Rasanya yang gurih membuat banyak orang ketagihan masakan ini.


Maka, tak heran bisnis makanan dengan menu rawon mendatangkan untung lumayan. Salah satu yang sudah punya nama melegenda adalah Rumah Makan Rawon Nguling di perbatasan Pasuruan dan Probolinggo. Kini, Rawon Nguling juga sudah bisa dinikmati di beberapa kota.


Berawal pada 1940, dari sebuah kedai kecil yang semula hanya melayani para petani setempat, kini gerai Rawon Nguling sudah menyebar di banyak daerah. Sebut saja Surabaya, Sidoarjo, Malang, Pandaan, dan Jakarta.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/02/25/11035411/menyantap.gurih.laba.rawon.nguling

Trio Klepon, Lupis, dan Cenil


Jadi Berita Mengabarkan – Apakah Anda pernah bepergian melewati kota Pasuruan, khususnya wilayah Gempol? Jika Anda jalan-jalan ke kota Malang atau Surabaya, pasti akan menemukan satu lokasi penjual makanan khas kota Pasuruan yang bernama klepon, lupis dan cenil. Banyak amat namanya ya? Memang demikian adanya. Mungkin dengan pertimbangan pengiritan biaya produksi dan promosi, ketiga jajanan pasar ini pada umumnya dijual oleh pelaku bisnis skala UKM sebagai satu paket. Mereka terkumpul dalam satu lokasi yang disebut sentra UKM Gempol.


Makanan yang paling disukai pembeli adalah klepon. Klepon dibuat dari tepung beras ketan yang dibentuk bulatan kecil dengan isian gula merah. Setelah dibentuk bulat, adonan klepon direbus dalam air mendidih. Klepon disajikan dengan parutan kelapa di atasnya. Sejumlah penjual kreatif menambahkan parutan keju chedar sebagai penarik minat pembeli. Sensasi kenyal adonan bercampur dengan “letusan” gula merah. Kata Pak Bondan: maknyus pemirsa!


Kue Cenil






Sedangkan cenil adalah salah satu jajanan rakyat yang terbuat dari tepung tapioka atau ketela pohon. Adonan cenil dibentuk bulat, bulat memanjang ataupun kotak dengan aneka warna cerah seperti merah, kuning dan hijau muda. Setelah dibentuk, adonan cenil direbus ke dalam air yang mendidih. Penyajian mirip dengan klepon, yaitu diberi taburan kelapa parut di atasnya.


lupis - klanting




Yang ketiga adalah lupis. Warga Surabaya menyebut sebagai klanting. Lupis terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan perasan air jeruk nipis, garam dan sedikit gula. Adonan dibentuk memanjang dengan kedua ujung meruncing. Setelah direbus di dalam air yang mendidih sampai matang, adonan lupis disajikan dengan parutan kelapa muda dan disiram saus yang terbuat dari larutan gula kelapa. Ada kalanya penyajian lupis disertai dengan lepet, yaitu makanan sejenis cenil namun terbuat dari bahan tepung ketan dengan kandungan air lebih banyak.


Ketiga makanan ini dikenal sebagai jajanan murah, meriah, bergizi dan mengandung sedikit kolesterol. Cocok untuk menemani acara berkumpul bersama keluarga di sore hari. Bahan yang digunakan relatif mudah didapat dengan proses pembuatan tidak terlalu ribet. Anda bisa mempraktekkan di kala senggang. Selamat mencoba.





Sumber : http://jadiberita.com/2011/02/09/trio-klepon-lupis-dan-cenil-dari-pasuruan/

Nasi Punel Bangil





Kalo pas lagi perjalanan keluar kota (bawa kendaraan sendiri) melewati Bangil-Pasuruan, coba deh mampir di warung nasi punel nya Bu Lin. Dijamin enak banget dah tuh, selain nasinya yang punel menjadi ciri khas nya, lauk pauknya nya juga top markotob deh (cucok utk yang doyan pedas). Harga juga relatif murah (cukup untuk kantong PNS^^). Banyak banget Nasi Punel di Bangil, mungkin makanan khas daerah sono kali ya, cuman yang saat ini yang menurut ku paling enak didaerah situ cuman nasi punel nya Bu Lin. Saya juga bingung letak warung nya secara pasti, tapi yang jelas kalo dari arah surabaya ke pasuruan (kota), warung nya terletak di sebelah kiri jalan utama setelah jembatan bangil. Coba deh tanya orang sekitar situ, sepertinya warung Bu Lin terkenal banget di Bangil.


http://naelarahmatikamusfiroh.wordpress.com/


Sambal Kencok


Menikmati nasi punel serasa tidak lengkap bila tanpa sambal khasnya. Sambal kencok begitulah sebutannya. Sambal ini terbuat dari resep tradisional, berupa cabai merah, cabai rawit, terasi, garam, kencur, dan kacang panjang. Untuk kacang panjangnya pada sambal ini disajikan dalam bentuk teriris pendek-pendek.


Biasanya sambal kencok disajikan pada cobek kecil segenggaman tangan, yang terbuat dari bahan batu. Kekhasan rasa dari sambal ini sangat melengkapi sebuah sajian kuliner ini. Tentang rasanya tak perlu diragukan. Pedas dan sangat menggoda di lidah bercampur dengan sensasi rasa nasi punel.


http://naelarahmatikamusfiroh.wordpress.com/


Rawon Sate Komo




Rawon adalah makanan khas Pasuruan yang terbuat dari daging dan berkuah hitam dengan bumbu campuran bawang putih, bawang merah, tumbar, jinten, daun jeruk purut, sere laos, kunir dan tidak ketinggalan kluwek yang membuat kuah menjadi hitam. Nasi Rawon sangat nikmat dihidangkan dalam keadaan hangat dengan lauk Sate Komo dan tidak ketinggalan taoge pendek, sambal dan kerupuk udang.


Rawon dan Sate Komo bisa dijumpai di RM. Saminah, RM. Sakinah, RM. Haji Ruk dan beberapa rumah makan lainnya


Lontong Balap Bumbu Kuning




Bagi sebagian orang yag tidak tawar dengan Kupang Sate Kerang bisa menikmati makanan khas lainnya yaitu lontong balap berkuah kuning yang terbuat dari taoge dengan bumbu kunyit , daun jeruk purut, bawang putih. Lebih nikmat dihidangkan dengan irisan lontong , lento dan petis, bagi penikmat rasa pedas bisa ditambahkan beberapa cabe rawit.


Sumber : http://seputar-pasuruan.blogspot.com/2011/02/potensi-wisata-kuliner-kota-pasuruan.html

BATIK PASURUAN



Kabupaten Pasuruan terletak di Propinsi Jawa Timur, tepatnya terletak sekitar 65 km sebelah tenggara Kota Surabaya. Kota Pasuruan sebagai kota terbesar ketiga di Jawa Timur dan terletak di kawasan segitiga emas dan termasuk gerbang Kertosusilo plus Jawa Timur, Kota Pasuruan mengalami kemajuan pesat di bidang industri, perdagangan dan jasa.

Pasuruan memiliki potensi alam yang sangat indah, sehingga banyak dijadikan inspirasi dalam pembuatan motif batik khas Pasuruan. Sejarah berkembangnya Batik Pasuruan sudah sejak jaman nenek moyang. Namun sempat mengalami kemunduran, dan dikembangkan kembali sekitar tahun 1999. Sampai saat ini terdapat sekitar 60 pebatik yang tersebar di kelurahan Bugul Kidul dan Tembokrejo. Selain itu terdapat Desa Wisata Batik Pasuruan letaknya di desa Jagil, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.



Sumber: http://umkmkotapasuruan.blogspot.com

Keberadaan batik di Indonesia memang sudah menyatu kuat dengan denyut nadi kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir di seluruh daerah di Indonesia dapat ditemukan mahakarya ini dengan ciri khasnya masing-masing. Tidak terkecuali Kota Pasuruan yang menonjolkan corak kembang sirih dan burung kepodangnya. Motif ini dijadikan ikon Kota Pasuruan, dan sudah dijadikan seragam wajib bagi seluruh siswa sekolah dasar yang ada di Pasuruan.

Batik Pasuruan Motif Daun Sirih dan Burung Kepodang


Sumber: http://anjiksuwaji.blogspot.com

Batik Pasuruan, meski terbilang masih tertinggal dengan daerah lain yang lebih dikenal akan motif batiknya. Dengan objek keindahan wisata Pasuruan yang sudah banyak dikenal, para pengrajin pun menuangkannya dalam lukisan batik. Beberapa motif yang cukup dikenal adalah batik sedap malam, jumputan bromo, dan bunga krisan. Pilihan nama yang mengesankan karena namanya unik dan indah.

Batik jumputan pasir Bromo diambil dari nama gunung Bromo, yang sudah terkenal. Nama Bromo sengaja diangkat untuk membuat penasaan para pecinta batik. Harapannya, grade batik Pasuruan naik dan mampu bersaing dengan potensi batik yang lebih dulu muncul. Dari sisi desain, batik jumputan pasir bromo bersifat abstrak, yakni berbentuk butiran-butiran pasir kecil, besar dan berlekuk. Motif Pasir Bromo satu contoh yang sangat menarik, dengan rangkaian warna yang sederhana, motif ini menggambarkan pesona panorama alam Lautan Pasir (Caldera) dari obyek wisata Gunung Bromo yang merupakan kebanggaan Kabupaten Pasuruan yang telah menjadi ikon wisata nasional dan telah dikenal secara internasional.

Batik Jumputan Pasir Bromo


Sumber: http://seputarpasuruan.blogspot.com

Selain gunung Bromo, kelebihan alam yang dimiliki di kawasan pegunungan Tutur, Nongkojajar, juga diangkat sebagai motif batik. Yakni bunga krisan. Bunga cantik ini memiliki aneka wana yang banyak dicari untuk hiasan rumah maupun acara pernikahan. Untuk melukiskan betapa indahnya bunga Krisan, diambillah nama Wiyosing Ridi yang berarti sepasang kekasih yang menebar rasa kasih sayang untuk manusia dan alam sekitarnya. Pancaran bunga Krisan sangat kentara terlihat dalam batik Wiyosing Ridi tersebut. Bunga-bunga kecil berwarna-warni dengan garis lukisan yang lebih tegas.

Ada juga batik nuansa bunga anggrek yang diciptakan dalam nama Ciptaning Panca Kusuma Wijaya. Ada kisah yang tersimpan dalam nama Ciptaning Panca Kusuma Wijaya. Kisah itu terkait dengan perjalanan Raja Erlangga ke gunung Arjuna yang dipenuhi bunga-bunga anggerk menawan. Satu lagi yang tak kalah menariknya adalah nama Welirang Gondomukti, yang menunjukkan sketsa gunung yang naik turun. Nama-nama batik tersebut sengaja dipilih yang “njawani” agar lebih klasik, dan tidak mudah dilupakan orang.



Sumber: http://www.ceeklog.com

Selain namanya yang unik, Batik Pasuruan juga mulai dikenal karena mampu menciptakan pewarna kain batik buatan sendiri. Beberapa bahan dasar yang digunakan adalah daun mangga yang memunculkan warna hijau dan kulit kayu mahoni dengan warna merah. Bahan-bahan ini tentu akan memunculkan warna yang alami. Diharapkan Batik Pasuruan, kedepannya bisa menjadi batik yang terkenal seperti batik asal Madura, Pekalongan dan batik-batik dari daerah yang lainnya.


Sumber: http://umkmkotapasuruan.blogspot.com

Motif lainnya yaitu batik motif Babar Wahyu Arum, batik yang bermotifkan bunga sedap malam, gunung bromo, dan kombinasi bordir tersebut, sangat elegan dan terkesan mewah. Motifnya juga menggambarkan potensi alam khas Kabupaten Pasuruan. Motif tersebut memiliki filosofi yang diartikan sama dengan anugerah kelahiran, diharapkan dapat membawa kebaikan dan kesejahteraan untuk sesama.

Batik merupakan kekayaan bangsa yang harus dilestarikan sampai kapanpun juga. Kita patut juga bersyukur, Kota Pasuruan memiliki batik dengan ciri khas sendiri. Kekayaan daerah ini patut dijaga eksistensinya. Ada berbagai cara agar Batik Pasuruan tetap lestari, diantaranya adalah memperkuat lembaga dari para pengrajin batik tradisional serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan membatik kepada generasi muda. Selain perlindungan dari pemerintah terkait kelangsungan hidup kerajinan tradisional ini, pengrajin berharap adanya keberpihakan pemerintah dalam bentuk pinjaman modal untuk para pengrajin tradisional. Bantuan modal ini sangat penting untuk bisa mengembangkan usahanya lebih luas.

Batik Pasuruan juga perlu ditetapkan sebagai kain khas Kota Pasuruan dengan tujuan memberikan perlindungan hukum atas seni batik khas kota Pasuruan. Memberikan rasa percaya diri, kebanggaan dan pengenalan seni batik yang berbasis budaya masyarakat Kota Pasuruan. Mendorong minat dan kreativitas masyarakat kota Pasuruan untuk mengembangkan potensi seni batik. Menjamin keterpaduan pengaturan dan arah pembinaan usaha di bidang industri busana dan/atau usaha pembuatan batik. Melindungi kepentingan masyarakat dan mengupayakan adanya alat bukti hukum atas hak kekayaan intelektual yang menjadi asset daerah. Menunjang peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam, sumber daya manusia dalam proses pembuatan dan pemasaran batik khas Kota Pasuruan.


Sumber http://aris-dmn.blogspot.co.id/2014/07/pasuruan-budaya-makanan-dan-ciri-khas.html

So I think this is all guys
Stay awasome and keep Brofist

1 komentar:

  1. Ingin mencari Situs Betting Online yang Terpopuler sekaligus Terpercaya?
    Sudah tidak perlu Anda ragukan lagi, Segera bergabung bersama S128Cash.
    Raih kemenangan Anda bersama S128Cash, hingga menjadi seorang JUTAWAN !!
    Hanya dengan modal Rp 25.000,- Anda sudah menikmati semua permainan yang tersedia, seperti :
    - Sportsbook
    - Live Casino
    - Sabung Ayam Online
    - IDN Poker
    - Slot Games Online
    - Tembak Ikan Online
    - Klik4D

    S128Cash juga menyediakan berbagai PROMO BONUS, seperti :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Segera daftarkan diri Anda bersama kami.
    Hubungi kami :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Kumpulan Situs Judi Bola Terpercaya

    BalasHapus